![]() |
Foto: Praka RM Tersangka Pembunuhan, Penculikan, dan Perampasan Warga Aceh |
KabarAcehNET, Jakarta | Peristiwa penculikan disertai pemerasan dan penganiayaan yang dilakukan Praka Riswandi Manik dan dua orang oknum anggota TNI lainnya, telah mencoreng wajah institusi TNI.
Kekejaman yang dilakukan Praka Riswandi Manik yang sekaligus anggota Paspampres ini menyebabkan seorang warga Aceh bernama Imam masykur meregang nyawa.
KRONOLOGIS LENGKAP KEJADIAN
Peristiwa terjadi pada Sabtu, 12 Agustus 2023 terlapor yang masih dalam lidik membawa paksa Imam Masykur dari Rempoa, Ciputat Timur, Tangsel. Kemudian, keluarga korban yang tidak mendapatkan kabar membuat laporan polisi orang hilang. Informasi laporan polisi hingga foto dan video dugaan penganiayaan berujung kematian itu dibagikan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni melalui Instagramnya.
Menindaklanjuti kehilangan, Said Sulaiman, kerabat korban IM membuat laporan ke Polda Metro Jaya dengan laporan orang hilang Laporan Polisi STTLP/B/4776/VIII/2023/SPKT Polda Metro Jaya. Laporan tersebut dilakukan pada Senin, 14 Agustus 2023.
Meskipun Praka Riswandi Manik dan dua anggota TNI lainnya telah diciduk Puspom TNI. Namun, publik tanah air penasaran ingin mengetahui motif di balik kekejaman tiga oknum aparat TNI ini.
Imam Masykur ditemukan tewas pada 24 Agustus 2023 setelah sebelumnya menghubungi keluarganya dan meminta tolong.
Dari telepon terakhir, Imam Masykur terengah-engah berbicara dalam bahasa aceh meminta Uang sebesar Rp. 50 Juta Rupiah kepada keluarganya apabila tidak mau dibunuh oleh para pria yang menyekapnya.
Setelah publik mengetahui bahwa pelaku penculikan dan pembunuhan itu adalah oknum TNI sekaligus Paspampres, maka semua orang mengutuk peristiwa itu.
Bahkan, akun media sosial Riswandi Manik pun seketika diserbu netizen dan menyumpahinya karena telah membunuh Imam Masykur.
TERSANGKA UTAMA
Kegelapan di balik misteri kematian Imam Masykur (25), berangsur terungkap. Ternyata, Praka Riswandi Manik, oknum prajurit Paspampres merupakan putra Aceh, kelahiran Gosong Telaga, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh.
Selain itu, seorang prajurit Kodam Iskandar Muda (IM) berinisial Praka O, yang bertugas di Kantor Perwakilan Kodam IM di Jakarta, diduga ikut terlibat bersama Praka RM, menghabisi Imam Masykur. Praka O kabarnya berasal dari Kota Banda Aceh.
Praka RM dan Praka O, merupakan satu angkatan saat menempuh pendidikan dasar prajurit pertama (tamtama) di Rindam Mata Ie, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Namun, sumber tadi mengaku tak lagi ingat kapan keduanya dilantik sebagai prajurit TNI-AD. Tapi begitu selesai, Praka RM mendapat kepercayaan menjadi prajurit Polisi Militer (POM) serta mengikuti pendidikan polisi militer dan selanjutnya bertugas di Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) di Jakarta.
Tak hanya itu, Praka RM juga beristrikan perempuan Aceh. Itu terlihat dari foto perkawinannya dengan mengenakan pakaian adat Aceh.
“Kalau saya tidak keliru, saat pernikahannya di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, juga dihadiri putra Presiden Joko Widodo yaitu Kaesang,” ungkap sumber yang minta namanya tidak ditulis.
Sementara itu, sumber lain di Jakarta juga mengungkap. Selain Praka RM dan Praka O, penculikan berakhir dengan penganiayaan dan pembunuhan terhadap almarhum Imam, juga melibatkan dua warga sipil.
“Tapi soal informasi ini sedang kami dalami Bang,” ujar dia singkat.
Begitupun, hingga berita ini diunggah, belum ada satu pihak pun dari jajaran Kodam Iskandar Muda
Sementara itu seperti yang diberitakan media pers, almarhum Imam Masykur (25) merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Masykur (57) dan Fauziah (47) warga Desa Mon Keulayu Gandapura, Bireuen. Kabarnya, dia baru setahun merantau dan mencari kerja di Jakarta.
Di sana dia tinggal bersama keluarga sepupunya yaitu, Said Sulaiman.
“Saat Imam Masykur tidak diketahui keberadaan waktu itu, kedua orang tuanya juga ke Jakarta, maka ketika jenazah dibawa pulang juga didampingi kedua orang tuanya,” sebut Said Sulaiman kepada media pers.
MOTIF TERSANGKA
Menyangkut motif, Said Sulaiman mengaku selama berada di Jakarta almarhum tidak ada masalah dengan siapa saja karena sering bersamanya. “Almarhum tidak ada masalah dengan siapapun, biasa saja,” ujarnya.
Mengenai, dugaan sebagai penyebab almarhum disiksa dan dibunuh, Said Sulaiman mengaku belum diketahui pasti dan menduga adalah perampokan. Kasus tersebut katanya sudah ditangani Pomdam Jaya, Jakarta.
![]() |
Foto: Peti Jenazah Korban Imam Masykur (25) |
TERSANGKA AKTIF DI MEDIA SOSIAL
Di akun instagramnya beberapa kali Riswandi Manik kerap memamerkan seragamnya dan pekerjaannya sebagai penjaga Istana.
Bahkan warga Singkil, Aceh itu kerap memamerkan senjata di media sosial. Riswandi Manik terciduk pernah pamer senjata, peluru, segelas kopi dan rokok dan mengaku tengah piket jaga.
“Piket,” tulis Riswandi Manik.
Pun ia pernah pamer senjata di punggung saat tengah menjaga Istana Negara.
“Ngepam,” tulisnya singkat.
Bukan hanya itu, Riswandi Manik juga terciduk pernah pamer naik Moge Ninja berwarna hijau.
RISWANDI MANIK BERISTRI SEORANG BIDAN
Praka Riswandi Manik diketahui berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.
Berdasarkan penelusuran, Riswandi Manik ternyata masih satu kampung halaman dengan Imam Masykur, yakni dari Aceh.
Riswandi dilahirkan di Aceh pada 3 Juni 1994 silam dan beragama Islam.
Saat ini, pria berbadan gempal itu berdinas di Ta Walis 3/3/11 Ki C Walis Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalproteg) Paspampres.
RESPON PETINGGI TNI, POLISI DAN PEMERINTAH
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan anggota yang terlibat dugaan penganiayaan terhadap seorang warga Bireuen, Aceh berinisial IM (25) hingga tewas, untuk dihukum berat.
Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan Panglima TNI prihatin dan akan mengawal kasus tersebut.
"Panglima TNI prihatin dan akan mengawal kasus ini agar pelaku dihukum berat, maksimal hukuman mati, minimal hukuman seumur hidup," kata Julius saat dihubungi, Senin (28/8/2023).
Di sisi lain, Julius memastikan anggota yang terlibat dalam kasus itu akan dipecat dari TNI.
"Pasti dipecat dari TNI karena termasuk tindak pidana berat, melakukan perencanaan pembunuhan. Itu perintah terang dari Panglima TNI," kata Julius.
Sebelumnya, Komandan Pomdam Jaya, Kolonel Cpm Irsyad Hamdue Bey Anwar menyatakan ada tiga anggota yang terlibat dalam dugaan penganiayaan itu.
Satu di antaranya adalah anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) berinisial Praka RM. Tiga anggota TNI itu telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
"Ya betul (sudah tersangka)," kata Irsyad.
Informasi soal peristiwa penganiayaan itu sebelumnya beredar di media sosial, salah satunya diunggah akun Instagram @rakan_aceh.
Dalam keterangan unggahan itu, korban disebut sempat menelepon keluarganya dan minta dikirimkan uang sebesar Rp50 juta. Masih dalam keterangan unggahan itu, turut disebutkan pula korban mengatakan jika uang terlambat dikirim, korban akan dibunuh.
Berdasar unggahan itu, Praka RM disebut berdinas di kesatuan Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Paspampres.
"Dia melakukan aksi penculikan dan penganiayaan bersama dua temannya," demikian keterangan dalam unggahan itu.
Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Tgk. Malik Mahmud Al Haythar mengecam keras tindakan pembunuhan warga Aceh di Jakarta oleh oknum anggota TNI.
Ia meminta meminta agar pelaku penganiyaan yang menyebabkan meninggalnya warga Aceh asal Bireueun tersebut dihukuman seberat-beratnya sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
“Kasus ini tidak hanya menjadi duka bagi keluarga yang ditinggalkan, tapi juga duka bagi seluruh bangsa Aceh. Secara bersama-sama, kita kawal proses hukum terhadap tersangka,” tegas Wali Nanggroe, Senin 28 Agustus 2023 di Banda Aceh.
Wali Nanggroe meminta agar penyelesaian kasus tersebut harus dilakukan secara transparan, agar masyarakat Aceh tahu bagaimana perkembangan proses hukum terhadap pelaku.
Danpomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar, Senin 28 Agustus 2023, mengatakan, ketiga pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Tersangka berjumlah 3 orang dan semuanya anggota TNI saat ini para tersangka sudah ditahan di Pomdam Jaya,” kata Danpomdam Jaya.(**)
Bagaimana Tanggapan anda mengenai artikel / berita ini ?