![]() |
Foto: Ilustrasi Flu Burung (Detik) |
KabarAcehNET, Internasional - Seorang gadis berusia sebelas tahun di Kamboja meninggal akibat flu burung. Otoritas kesehatan negara tersebut mengatakan ini adalah kematian pertama akibat virus tersebut selama bertahun-tahun.
Dilansir AFP, gadis yang berasal dari provinsi Prey Veng jatuh sakit pada 16 Februari lalu dengan gejala demam, batuk dan sakit tenggorokan. Ia kemudian meninggal di rumah sakit, kata departemen pengendalian penyakit menular Kamboja.
Sejauh ini, pihak Kamboja tidak menentukan waktu kematian, tetapi mengatakan bahwa hasil tes yang disampaikan pada Rabu (22/2/2023) mengkonfirmasi bahwa gadis itu positif H5N1, merujuk pada virus flu burung.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama ini telah menyerukan kewaspadaan setelah mendeteksi flu burung pada mamalia, tetapi telah menekankan bahwa risiko terhadap manusia rendah.
"Limpahan baru-baru ini untuk mamalia perlu dipantau dengan cermat," kata Direkrut Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Ia menekankan bahwa "untuk saat ini, risiko bagi manusia rendah".
Sejak akhir 2021, wilayah Eropa telah dicengkeram oleh wabah terburuknya flu burung, di mana Amerika Utara dan Selatan juga mengalami wabah parah. Penyakit ini biasanya menyebar dari burung ke manusia melalui kontak langsung.
Virus ini telah menyebabkan pemusnahan puluhan juta unggas domestik di seluruh dunia, yang banyak terdeteksi strain H5N1. Wabah global juga bertanggung jawab atas kematian puluhan ribu burung liar.
Deteksi penyakit pada sejumlah mamalia, termasuk rubah, berang-berang, cerpelai, singa laut, dan bahkan beruang grizzly belum lama ini telah memicu kekhawatiran bahwa manusia bisa lebih berisiko.
Secara global, ada lebih dari 450 kasus flu burung yang fatal sejak tahun 2003, menurut WHO.
Oleh: Redaksi
Sumber: Detik - CNBC - BBC
Bagaimana Tanggapan anda mengenai artikel / berita ini ?