![]() |
Gambar: FIFA World Cup 2022 Qatar |
KabarAcehNET, Internasional - Kemeriahan Piala Dunia 2022 berlangsung mulai kemarin Minggu (20/11/2022). Namun, rupanya kemeriahan tersebut menyimpan kisah kelam di mana 6.500 pekerja migran tewas dalam pembangunan stadion untuk acara tersebut.
Dikutip dari The Washington Post, Building and Wood Workers atau BWI yang merupakan serikat pekerja untuk membangun stadion Piala Dunia 2022 menyebutkan jika otoritas Qatar membuat sistem kerja yang rumit.
Sistem yang dinamakan Kafala ini mengatur pekerja tidak dapat berganti pekerjaan tanpa izin dari majikan mereka.
Hal ini berdampak pada kesehatan dan keselamatan pekerja dalam membangun stadion untuk acara Piala Dunia 2022. Kisah ini rupanya sudah terjadi sejak Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah pada tahun 2010 lalu.
Para pekerja ini terdiri dari imigran Asial Selatan terutama India, Nepal, Bangladesh, Pakistan dan juga Sri Lanka. Kebanyakan mereka menjadi korban meninggal sejak 2010 hingga 2020 lalu.
Rupanya penyebab utama meninggalnya para pekerja tersebut lantaran beberapa hal. Diantaranya upah pekrja yang tidak dibayarkan. Akibatnya para pekerja menanam hutang dan mengalami depresi tingkat tinggi.
Kemudian ada pula penggusuran secara paksa. Para pejabat Qatar melancarkan aksi gusur paksa kepada imigran tersebut pada malam hari dan bahkan mematikan listrik gedung sebagai upaya untuk segara pergi dari tempat tinggal mereka.
Ditambah sistem Kafala yang dijelaskan di atas, yang mengharuskan pekerja menyita paspor dan dokumen imigrasi oleh pemberi kerja yang membuat para buruh migram menjadi tidak leluasa hingga terikat dengan pemberi kerja.
Oleh: Redaksi
Bagaimana Tanggapan anda mengenai artikel / berita ini ?