![]() |
Foto: ASEAN AP/Aijaz Rahi |
KabarAcehNET, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama otoritas ASEAN menyepakati adanya Priority Economic Deliverables (PED) atau Hasil Ekonomi Prioritas untuk mengantisipasi resesi global.
Hal tersebut dibahas oleh Sri Mulyani di sela-sela pertemuan tahunan IMF/World Bank Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat.
Dikutip CNBCIndonesia, Salah satu hasil pembahasan di forum pertemuan informal tersebut, kata Sri Mulyani menyepakati dibentuknya PED untuk memperkuat sektor keuangan yang akan dicapai pada 2023.
Pertemuan itu juga sekaligus sebagai persiapan Indonesia untuk memimpin ASEAN Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting (AFMGM) pada tahun depan.
"Indonesia memanfaatkan waktu menyelenggarakan Informal AFMGM sebagai persiapan Indonesia yang akan memimpin AFMGM di 2023," jelas Sri Mulyani seperti dikutip laman instagramnya, Kamis (13/10/2022).
Terdapat 3 usulan PED yang disepakati dalam forum pertemuan informal dengan ASEAN tersebut. Sri Mulyani merinci, pertama mendorong pemulihan dan memastikan stabilitas dan ketahanan ekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN.
Kedua, memajukan konektivitas pembayaran dan mempromosikan literasi dan inklusi keuangan digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Ketiga, mempromosikan keuangan transisi untuk mendukung keuangan berkelanjutan dan ekonomi hijau.
"Saya senang para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara anggota ASEAN memberikan dukungan penuh atas usulan agenda prioritas keketuaan Indonesia yang diusulkan serta berkomitmen bersama untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan keuangan di kawasan ke depan," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga meyakini pertemuan dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN tersebut juga membantu memastikan transisi yang mulus dari Kamboja ke Indonesia.
Juga membantu mengidentifikasi setiap kegiatan pembangunan 2022 yang berpotensi dibawa ke 2023.
Tahun depan, Indonesia melalui jalur keuangan di bawah Pilar Ekonomi akan mengajukan tiga agenda strategis, yaitu pemulihan dan pembangunan kembali (recovery-rebuilding), ekonomi digital (digital economy), dan keberlanjutan (sustainability).
"Indonesia akan terus memperkuat kerja sama dalam agenda sektor keuangan menuju tujuan regional kita sebagaimana tertuang dalam Cetak Biru 2025, dan kita juga akan bekerja sama untuk menjawab tantangan regional dan global saat ini," jelas Sri Mulyani.
Oleh: Redaksi
Bagaimana Tanggapan anda mengenai artikel / berita ini ?